
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan nilai ekspor tercatat mencapai US$ 14,1 miliar.
"Terjadi penurunan lumayan tajam 5,74% secara year on year," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Selasa (15/10/2019)
Penurunan ekspor dikarenakan terjadi penurunan di non-migas dan migas.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor September 2019 terkontraksi alias negatif 6,1% year-on-year (YoY). Sementara impor diperkirakan mengalami kontraksi 4,5% YoY dan neraca perdagangan surplus US$ 104,2 juta.
Secara sektoral, berikut perubahan ekspor September 2019 secara tahunan :
- Migas : turun 37,13% menjadi US$ 0,83 miliar
- Pertanian : naik 12,24% menjadi US$ 0,36 miliar
- Pengolahan : turun 0,44% menjadi US$ 10,85 miliar
- Pertambangan : turun 14,82% menjadi US$ 2,06 miliar
Sementara nilai impor pada September 2019 mencapai US$ 14,26 miliar turun 2,41% secara year on year.
Menurut pengeluaran barang, berikut perkembangan impor pada September 2019 :
- Barang konsumsi : naik 6,09% menjadi US$ 1,41 miliar
- Bahan baku/penolong : turun 5,91% menjadi US$ 10,26 miliar
- Barang Modal : naik 8,91% menjadi US$ 2,59 miliar
"Barang modal bergerak positif. Beberapa yang naik antara lain, laptop, notebook, komputer dan beberapa mesin serta perlengkapan," kata Suhariyanto.
Berikut abstraksi Ekspor
* Nilai ekspor Indonesia September 2019 mencapai US$ 14,10 miliar atau menurun 1,29 persen dibanding ekspor Agustus 2019. Demikian juga jika dibanding September 2018 menurun 5,74 persen.
* Ekspor nonmigas September 2019 mencapai US$ 13,27 miliar, turun 1,03 persen dibanding Agustus 2019. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas September 2018, turun 2,70 persen.
* Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-September 2019 mencapai US$ 124,17 miliar atau menurun 8,00 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$ 114,75 miliar atau menurun 6,22 persen.
* Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2019 terhadap Agustus 2019 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$ 272,4 juta (32,60 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$ 267,0 juta (193,08 persen).
* Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-September 2019 turun 3,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 17,41 persen. Sementara ekspor hasil pertanian naik 2,88 persen.
* Ekspor nonmigas September 2019 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$ 2,41 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,48 miliar dan Jepang US$ 1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,90 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$ 1,09 miliar.
* Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-September 2019 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 22,66 miliar (18,25 persen), diikuti Jawa Timur US$ 14,03 miliar (11,30 persen) dan Kalimantan Timur US$ 12,37 miliar (9,96 persen).
Impor :
* Nilai impor Indonesia September 2019 mencapai US$ 14,26 miliar atau naik 0,63 persen dibanding Agustus 2019, namun jika dibandingkan September 2018 turun 2,41 persen.
* Impor nonmigas September 2019 mencapai US$ 12,67 miliar atau naik 1,02 persen dibanding Agustus 2019, demikian pula jika dibandingkan September 2018 naik 2,82 persen.
* Impor migas September 2019 mencapai US$ 1,59 miliar atau turun 2,36 persen dibanding Agustus 2019 dan turun 30,50 persen dibandingkan September 2018.
* Peningkatan impor nonmigas terbesar September 2019 dibanding Agustus 2019 adalah golongan serealia sebesar US$ 125,5 juta (67,58 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar US$ 66,0 juta (37,04 persen).
* Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-September 2019 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai US$ 32,35 miliar (29,34 persen), Jepang US$ 11,82 miliar (10,72 persen), dan Thailand US$ 7,06 miliar (6,41 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$ 21.680,2 (19,66 persen), sementara dari Uni Eropa US$ 9.305,3 (8,44 persen).
* Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari-September 2019 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 8,77 persen; 10,22 persen; dan 4,13 persen.
(dru/aji)
Bisnis - Terkini - Google Berita
October 15, 2019 at 11:05AM
https://ift.tt/2ISaZc7
Ekspor Jatuh 5,74% dan Impor Jeblok 2,41% di September 2019 - CNBC Indonesia
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekspor Jatuh 5,74% dan Impor Jeblok 2,41% di September 2019 - CNBC Indonesia"
Post a Comment