
"Defisit ini masih jauh lebih rendah. Defisitnya cenderung menipis," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Tingginya impor dari China membuat neraca dagang RI dengan Negeri Tirai Bambu itu tekor paling besar. Nilai tekornya hingga US$ 13,9 miliar.
"Dengan Australia defisit US$ 1,9 miliar. Thailand defisit menipis dibanding tahun lalu US$ 2,9 miliar," ujarnya.Meski demikian, kata Suhariyanto, Indonesia masih mengalami surplus dagang dengan beberapa negara. Misalnya Amerika Serikat (AS), India, dan Belanda.
"Ada beberapa negara yang neraca perdagangannya surplus Januari 2019. Dengan AS US$ 6,9 miliar, dengan India US$ 5,4 miliar, Belanda US$ 1,6 miliar," katanya.
Laporan neraca dagang dari BPS ini menjadi yang terakhir di periode I Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI. Laporan neraca dagang berikutnya akan disampaikan pada Periode II Presiden Jokowi.
Jokowi akan dilantik kembali menjadi presiden untuk kedua kalinya pada Minggu 20 Oktober 2019.
Berikut data neraca perdagangan RI selama 2018
- Januari: defisit US$ 756 juta
- Februari: defisit US$ 52,9 juta
- Maret: surplus US$ 1,12 miliar
- April: defisit US$ 1,63 miliar
- Mei: defisit US$ 1,52 miliar
- Juni: surplus US$ 1,74 miliar
- Juli: defisit US$ 2,03 miliar
- Agustus: defisit US$ 1,02 miliar
- September: defisit US$ 160 juta
Simak Video "BPS: Indeks Demokrasi Indonesia Naik Dibanding Tahun 2017"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/eds)
Bisnis - Terkini - Google Berita
October 15, 2019 at 11:46AM
https://ift.tt/2IPON2r
Jelang Pelantikan Jokowi, Neraca Dagang RI Masih Tekor US$ 1,95 M - detikFinance
Bisnis - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Pelantikan Jokowi, Neraca Dagang RI Masih Tekor US$ 1,95 M - detikFinance"
Post a Comment