Search

IHSG Ambruk di Bawah 6.000, Cermati Aksi Emiten-emiten Ini! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Kamis (30/1/2020) jatuh 0,91% ke level 6.057,6. Sedikit lagi, IHSG akan meninggalkan level psikologis 6.000.

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 1,72%, indeks Hang Seng jatuh 2,62%, indeks Straits Times terkoreksi 0,5%, dan indeks Kospi melemah 1,71%.

Pada pembukaan perdagangan tadi pagi, Jumat ini (31/1/2020), IHSG dibuka menghijau 6.076. Namun pada pukul 09.44 WIB, IHSG terjerembab di level 5.995.


Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan Jumat ini.


1.Pengelolaan Investasi Kacau, Erick Copot 2 Direksi Asabri
Sehari setelah PT Asabri melakukan rapat dengar pendapatan dengan Komisi XI DPR RI, Kementerian BUMN merombak jajaran direksi PT Asabri (Persero). Dua direksi diganti, sementara direktur utama Asabri tetap dijabat oleh Sonny Widjaja.

Selain merombak jajaran direksi, Kementerian BUMN juga melakukan perubahan nomenklatur dan pengangkatan direksi baru Asabri di Gedung Kementerian BUMN pada hari Kamis (30/1).

Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-36/MBU/01/2020 tanggal 30 Januari 2020 tersebut, Menteri BUMN dalam Rapat Umum Pemegang Saham memberhentikan dengan hormat Herman Hidayat dan Rony Hanityo Apriyanto dari jabatan direktur.


2.Laba Unilever di 2019 Ambles 18,68%, Hanya Rp 7,4 T
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepanjang 2019 membukukan laba bersih Rp 7,4 triliun turun 18,68% dibandingkan periode yang sama 2018 yang tercatat sebesar Rp 9,1 triliun.

Meski laba bersih mengalami penurunan perseroan berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp 42,9 triliun atau meningkat 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan penjualan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan domestik yang meningkat 5,8% berkat berbagai inisiatif dan inovasi yang dilakukan Perseroan pada tahun 2019.

"Kami berkomitmen untuk memberikan kinerja keuangan jangka panjang dengan menciptakan keseimbangan yang baik antara pertumbuhan dan margin melalui model bisnis berkelanjutan kami," kata Sancoyo Antarikso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever, melalui siaran pers yang dirilis, Rabu (30/1/2020).

"Perseroan terus melakukan serangkaian inovasi dalam berbagai lini bisnisnya, dengan begitu produk dan layanan kami akan selalu relevan bagi konsumen di masa depan. Upaya-upaya ini juga kami yakini akan mampu terus menunjang kinerja keuangan jangka panjang kami yang positif," katanya.

3.Pasar Oke, Mansek Bidik Tangani Global Bond di Atas Rp 32 T
PT Mandiri Sekuritas, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), menargetkan bisnis penjaminan emisi (underwriting) obligasi dalam dolar atau global bond dapat melampaui capaian tahun 2019 sebesar Rp 31,6 triliun.

Menurut data Mandiri Sekuritas yang diperoleh CNBC Indonesia, pada tahun lalu, Mandiri Sekuritas atau Mansek menguasai pangsa pasar 14% dan nilai porsi penjaminan Rp 31,6 triliun, atau meningkat 11% dari tahun 2018.

Tahun lalu, Mandiri Sekuritas melalui Mandiri Securities Singapore menjadi penjamin emisi obligasi dari 9 penerbitan global bond di antaranya adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PLN dan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA).

Managing Director Mandiri Sekuritas, Andy Bratamihardja meyakini, target penjaminan emisi untuk global bond Mandiri tahun ini dapat melampaui angkat di atas Rp 31,6 triliun.

"Mudah-mudahan bisa melampaui. Target dari pemegang saham juga selalu naik, dari penjualan dan profitabilitas juga naik, di semua lini produk kita harus lebih bagus," ungkapnya.

4.Kena Denda Pajak, Tak Kurangi Peringkat Utang Saka Energi
Keputusan Mahkamah Agung (MA) yang memutuskan PT Saka Energi Indonesia untuk membayar utang pajak dan pinalti pajak senilai US$ 255 juta dinilai tidak berdampak pada peringkat jangka panjang perusahaan.

"...peringkat utang jangka panjang Saka tidak terpengaruh (oleh denda tersebut) karena masih terkait dengan induk usahanya yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)," tulis Shahim Zubair, Direktur Fitch Ratings Singapore Pte Ltd dalam riset pemeringkatannya hari ini (30/1/20).

Meskipun demikian, profil kredit Saka diprediksi akan melemah seiring dengan utang pajak dan pinalti pajak tersebut. Dalam putusan MA tersebut, Saka dan induk usahanya yaitu PGAS berniat menempuh langkah banding kedua.

5.Rumor Northstar Keluar dari DOID, Ini Kata Patrick Walujo
Rencana Northstar Group keluar dari PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) kembali mencuat. Co-Founder, Managing Partner & Member of The Investment Committee Patrick Walujo kembali mengungkapkan hal tersebut saat ditanya awak media.

"Kapan exit? Itu kan public company, perusahaan Tbk (terbuka). Nanti saya ditangkap OJK loh. Pada intinya dari semua perusahaan (tempat investasi) kita harus exit. Tapi kalau detil-nya saya tidak bisa share," kata Patrick di Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Awal tahun lalu, sempat beredar kabar Northstar akan menjual kepemilikan saham Delta Dunia Makmur kepada China Investment Corporation (CIC). Northstar menguasai 37,9% saham DOID melalui Northstar Tambang Persada Ltd (NTP).


6.Al Falah Masuk Bank Muamalat, DPR: Insya Allah Jadi!
Rencana Al Falah Investments Pte. Ltd. untuk masuk menjadi investor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. kali ini tampaknya akan mulus lantaran proses negosiasi masih terus berjalan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto mengatakan proses Al Falah untuk menjadi pemegang saham baru di bank syariah pertama di negara ini sudah setengah jalan, meski tak menjelaskan lebih detail prosesnya.

"Lagi proses, saya engga tahu [sudah sampai mana]. Jadi lagi proses insya Allah sih jadi. Sudah setengah jalan kayaknya, sudah menyusun, mereka masih negosiasi," kata Dito kepada CNBC Indonesia di gedung parlemen, Rabu (29/1/2020).

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



Bisnis - Terbaru - Google Berita
January 31, 2020 at 09:51AM
https://ift.tt/317SEzA

IHSG Ambruk di Bawah 6.000, Cermati Aksi Emiten-emiten Ini! - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK

Bagikan Berita Ini

0 Response to "IHSG Ambruk di Bawah 6.000, Cermati Aksi Emiten-emiten Ini! - CNBC Indonesia"

Post a Comment


Powered by Blogger.