
Sebagaimana diberitakan AFP, Shin meninggal setelah berjuang melawan sejumlah penyakit yang diderita di usia senjanya. Termasuk demensia, penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat seseorang.
"Lahir di Ulsan, Shin meninggalkan Korea di waktu muda dan mencoba mencari peruntungan di Jepang. Setelah Perang Dunia II, ia pun mendirikan Lotte di Tokyo dengan fokus pada produksi permen karet," tulis AFP.
Ketika kembali ke Korsel, ia pun kembali mengembangkan bisnisnya. Bisnis Lotte pun tumbuh mulai dari makanan, ritel higga industri perhotelan dan menjadi konglomerasi terbesar ke-5 di Korsel.
Shin menikahi seorang wanita Jepang. Dari pernikahannya itu ia mendapatkan dua orang putra.
Bisnis Shin bukan tanpa masalah. Di tahun-tahun terakhir hidupnya, masalah keluarga justru membuat bisnisnya terguncang.
Kedua putranya berebut kendali perusahaan di 2015. Mereka saling tuduh soal miss-management dan manipulasi yang melibatkan Shin.
Anak termudanya, Dong-bin sebenarnya mengambil alih perusahaan. Namun ia dan Shin didakwa menyebabkan kerugian hingga US$ 72 juta.
Pasalnya, mereka menyewakan Lotte Cinema di bawah standar standar dengan diskon. Kasus ini pun melibatkan wanita simpanan Shin.
Di 2017, Shin juga tersandung kasus yang menyebabkannya dihukum empat tahun penjara. Namun karena masalah kesehatan, ia tidak dipenjara.
(sef/gus)
Bisnis - Terbaru - Google Berita
January 20, 2020 at 12:59PM
https://ift.tt/2tBsyIV
Pendiri Lotte Group Meninggal, Sisakan Drama Soal Warisan - CNBC Indonesia
Bisnis - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/34Gk0OK
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pendiri Lotte Group Meninggal, Sisakan Drama Soal Warisan - CNBC Indonesia"
Post a Comment